Berkembangnya tanaman
eceng gondok di kawasan Baktiraja, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara,
dikhawatirkan mencemari lingkungan Danau Toba, sehingga perlu dibersihkan agar
kelestarian danau cantik dan terluas di Asia Tenggara itu tetap terpelihara. Tanaman liar yang
dianggap sebagai gulma di permukaan Danau Toba tersebut, cukup mengganggu
kelangsungan industri pariwisata, karena mengurangi estetika keindahan alam.
Eceng gondok dimaksud,
mengganggu beberapa ekosistem. Sebab, dari aspek pertumbuhan, tanaman ini mampu
beradaptasi dengan perubahan ekstrem berdasarkan ketinggian air, perubahan
ketersediaan nutrisi, pH, temperatur serta racun-racun dalam air. pertumbuhan eceng
gondok semakin cepat, karena air Danau Toba mengandung nutrisi tinggi, kaya
dengan nitrogen, fosfat dan potasium yang menutupi permukaan danau di kawasan
air tenang, seperti di Baktiraja yang terletak di pinggir danau.
PENYELESAIAN & PENANGGULANGAN
Berdasarkan kasus tersebut dapat
dijelaskan bahwa danau toba merupakan salah satu aset bangsa pada bidang
pariwisata yang harus dijaga kelestariannya. Sangat disayangkan sekali bila
kelestarian atau ekosistem danau toba harus rusak. Penanggulangan atas kasus
ini adalah seharusnya pihak daerah harus mengadakan kontrol secara berkala
karena Pertumbuhan eceng gondok ini sangatlah cepat, oleh karena itu
pihak daerah setempat harus membuat suatu tim dimana ini akan dijadikan solusi
dengan cara mengontrol, membersihkan serta mengawasi keadaan dari danau toba.
Pihak setempat juga sebenarnya mampu memanfaatkan
limbah eceng gondok sebagai industri kerajinan rumah tangga serta bahan baku
pupuk organik dan pakan ternak. Pihak daerah juga harus lebih tegas dalam mengawasi setiap tingkah laku dari pengunjung, jangan sampai ada yang membuang sampah sembarangan disekitar area danau.
REFERENSI; http://www.merdeka.com/peristiwa/kecantikan-danau-toba-terancam-rusak-akibat-eceng-gondok.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar