Selasa, 31 Maret 2015

STUDI KASUS LINGKUNGAN & PENANGGULANGANNYA


Berkembangnya tanaman eceng gondok di kawasan Baktiraja, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dikhawatirkan mencemari lingkungan Danau Toba, sehingga perlu dibersihkan agar kelestarian danau cantik dan terluas di Asia Tenggara itu tetap terpelihara. Tanaman liar yang dianggap sebagai gulma di permukaan Danau Toba tersebut, cukup mengganggu kelangsungan industri pariwisata, karena mengurangi estetika keindahan alam.
Eceng gondok dimaksud, mengganggu beberapa ekosistem. Sebab, dari aspek pertumbuhan, tanaman ini mampu beradaptasi dengan perubahan ekstrem berdasarkan ketinggian air, perubahan ketersediaan nutrisi, pH, temperatur serta racun-racun dalam air. pertumbuhan eceng gondok semakin cepat, karena air Danau Toba mengandung nutrisi tinggi, kaya dengan nitrogen, fosfat dan potasium yang menutupi permukaan danau di kawasan air tenang, seperti di Baktiraja yang terletak di pinggir danau.


PENYELESAIAN & PENANGGULANGAN
Berdasarkan kasus tersebut dapat dijelaskan bahwa danau toba merupakan salah satu aset bangsa pada bidang pariwisata yang harus dijaga kelestariannya. Sangat disayangkan sekali bila kelestarian atau ekosistem danau toba harus rusak. Penanggulangan atas kasus ini adalah seharusnya pihak daerah harus mengadakan kontrol secara berkala karena  Pertumbuhan eceng gondok ini sangatlah cepat, oleh karena itu pihak daerah setempat harus membuat suatu tim dimana ini akan dijadikan solusi dengan cara mengontrol, membersihkan serta mengawasi keadaan dari danau toba. Pihak setempat juga sebenarnya mampu memanfaatkan limbah eceng gondok sebagai industri kerajinan rumah tangga serta bahan baku pupuk organik dan pakan ternak. Pihak daerah juga harus lebih tegas dalam mengawasi setiap tingkah laku dari pengunjung, jangan sampai ada yang membuang sampah sembarangan disekitar area danau. 

REFERENSI; http://www.merdeka.com/peristiwa/kecantikan-danau-toba-terancam-rusak-akibat-eceng-gondok.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar