Senin, 11 Januari 2016

penerapan kaizen

 Setelah Perang Dunia II, Amerika membantu perekonomian Jepang agar bangkit kembali dan terus maju. Para ahli industri didatangkan dari Amerika untuk mengembangkan program pelatihan manajemen.Salah satu program dalam training tersebut adalah perbaikan dalam 4 tahap atau yang kemudian disebut sebagai: Kaizen yang berarti perbaikan mutu secara terus-menerus.
Kaizen (改善?) merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan berkesinambungan". Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada upaya perbaikan terus menerus. Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan beransur. Kebalikan dari inovasi, yang dipakai dalam manajemen barat umumnya dan merupakan perubahaan besar-besaran melalui terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi mutakhir. Kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan beransur yang memberikan imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan risiko rendah (Handayani, 2005: 5)
Elemen inti dari kaizen adalah kemauan untuk berubah, maju dan memprioritaskan kualitas, selalu memberikan upaya yang konsisten, keterlibatan seluruh pegawai, dan komunikasi. Kedisiplinan dan kerjasama tim adalah yang utama dalam meningkatkan moral pekerja untuk menjalankan siklus mutu kaizen. Semua karyawan harus memberikan saran demi perbaikan.
Konsep Kaizen & Manajemen
Dalam kaizen manajemen memiliki dua fungsi utama[3] :
  • Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan teknologi, sistem manajemen, dan standar operasional yang ada sekaligus menjaga standar tersebut melalui pelatihan serta disiplin dengan tujuan agar semua karyawan dapat mematuhi prosedur pengoperasian standar (Standard Operating Procedure-SOP) yang telah ditetapkan.
  • Perbaikan
Kegiatan yang diarahkan pada meningkatkan standar yang ada
Kedua fungsi ini disimpulkan sebagai Pemeliharaan dan Perbaikan Standar. Perbaikan ini sendiri dapat terbagi menjadi kaizen dan inovasi[3]Kaizen bersifat perbaikan kecil yang berlangsung oleh upaya berkesinambungan, sedangkan inovasi merupakan perbaikan drastis sebagai hasil dari investasi sumber daya berjumlah besar dalam teknologi atau peralatan. Kaizen menekankan pada upaya manusia, moral, komunikasi, pelatihan, kerja sama, pemberdayaan dan disiplin diri, yang merupakan pendekatan peningkatan berdasarkan akal sehat, berbiaya rendah
Komitmen Kualitas
Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi (Quality, Cost, Delivery -- QCD), sehingga pada praktiknya kaizen menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Kaizen mengajarkan bahwa perusahaan tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak memadai, sehingga komitmen manajemen terhadap kualitas sangat dijunjung tinggi.Kualitas yang dimaksud dalam QCD bukan sekedar kualitas produk melainkan termasuk kualitas proses yang ditempuh dalam menghasilkan produknya.
Orientasi Proses
Kaizen menekankan bahwa tahap pemrosesan dalam perusahaan harus disempurnakan agar hasil dapat meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa filsafat ini mengutamakan proses. Dalam kaizen dipercaya bahwa proses yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.
PDCA/SDCA
Salah satu langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen. Siklus ini terdiri atas :
  • Rencana (plan)
Penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut.
  • Lakukan (do)
Pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.
  • Periksa (check)
Kegiatan pemeriksaan segala prosedur yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh.
  • Tindak (act)
Menindaklanjuti ketiga langkah yang ditempuh sekaligus memutuskankan prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

Perencanaan Organisasional

Perencanaan Organisasional
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.
Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
-         Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
-         Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional

Henry Fayol mengemukakan enam belas garis pedoman umum ketika mengorganisasi sumber daya-sumber daya :
1.    Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana
2.    Mengorganisasi aset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan-tujuan sumber daya
3.    Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, energik
4.    Mengkoordinasikan semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha
5.    Merumuskan keputusan yang jelas dan tepat
6.    Menyusun bagi seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer
7.    Mendefinisikan tugas-tugas
8.    Mendorong inisiatif dan tanggung jawab
9.    Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan
10.  Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan
11.  Mempertahankan disiplin
12. Menjamin bahwa kepentingan individu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi
13. Mengakui adanya satu komando/pimpinan
14. Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan
15. Melembagakan dan memberlakukan pengawasan
16. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi dan kertas kerja

Keuntungan dan kerugian pembagian tenaga kerja
Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah/tugas-tugas dengan tanggung jawab penyelesaian yang diberikan pada individu tertentu
Keuntungan dan Kerugian Pembagian Tenaga Kerja
Keuntungan :
Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
Kerugian :
Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun

Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika :
a. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
b. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
c. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
d. Rantai komando yang lengkap
e. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
f. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional

refferensi: http://ashur.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1

Jumat, 23 Oktober 2015

Tugas 1 Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) berasl dari perancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang orang yang menangani proyek produksi bersekala besar. Sedangkan kewirausahaan secara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa, moneter dan kepuasan pribadi. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukanan perubahan inofasi dan cara cara baru. Terdapat 3 jenis perilaku yaitu 1. memulai inisiatif, 2. mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis 3. diterimanya resiko dan kegagalan.
Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali diinggris pada masa revolusi industri pada akhir abad ke 18. Masa tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh james watt, mesin pemintal benang oleh richard arkwright, dll. Orang orang jenis ini sangat penting dalam pembangunan perekonomian diinggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industri yang sangat besar melalui penggunaan teknologi baru. Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas beberapa mempunyai uang, dan bukan berasal dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah/bawah, didorong keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inopfatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggan pada usaha yang mereka lakukan.
Menurut MC CLELLAND karakteristik wirausahawan adalah sebagai berikut;
a. keinginan untuk berprestasi
b. keinginan untuk bertanggung jawab
c. preferensi kepada resiko resiko menengah
d. persepsi pada kemungkinan berhasil
e. rangsangan oleh umpan balik
f. aktifitas enerjik
g. orientasi kemasa depan
h. ketrampilan dalam pengorganisasian
i. sikap terhadap uang
A. Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach)
adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Contoh: Wirausahawan yang menginginkan pujian dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
B. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill)
adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Ia  mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Contoh: pengusaha yang ingin mempunyai hubungan baik dengan rekan kerjanya.
C. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Contoh: Pegawai yang mau diatur oleh seorang wirausahawan, sehingga wirausahawan tersebut cukup berkuasa di bidang masing-masing.

Terdapat beberapa sumber gagasan dalam usaha baru, antara lain:
a) Konsumen. Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen.
b) Perusahaan yang sudah ada. Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada serta mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada.
c) Saluran distribusi. Merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.
d) Pemerintah. Merupakan sumber pengembangan baru yang terdiri dari 2 cara, yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru dan melalui peraturan pemerintah terhadap dunia bisnis yang memungkinkan munculnya produk baru.
e) Penelitian dan pengembangan. Sering menghasilkan gagasan baru atau perbaikan produk yang sudah ada.

Unsur dasar analisa pulang pokok antara lain:
a. Biaya tetap biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
b. Biaya variabel: biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya total: keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi dalam proses input otput.
d. Pendapatan total.
e. Keuntungan.
f. Kerugian.
g. Titik pulang pokok.

Beberapa bentuk kepemilikan perusahaan yaitu:
firma
a. Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang.
b. Pemilik tidak perlu membagi laba.
kongsi
a) Ada perjanjian tertulis.
b) Dimiliki 2 orang atau lebih.
c) Umur perusahaan terbatas.
d) Pemilikan bersama atas harta.
e) Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.
perseroan
a) Perusahaan dengan badan hukum.
b) Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki.
c) Pemilikan dapat berpindah tangan.
d) Eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan relatif lebih penting bagi organisasi, karena hampir seluruh kegiatan operasional organisasi dilakukan oleh manusia. Pencapaian tujuan organisasi sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi harus merancang sistem pengadaan karyawan yang tepat, salah satunya adalah dengan mengadakan proses seleksi. Setelah proses seleksi selesai dilakukan, organisasi perlu menempatkan para calon karyawan yang telah diterima pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan organisasi dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, sehingga para calon karyawan tersebut dapat bekerja dengan maksimal.
Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya.
Langkah-langkah penyediaan sumber daya manusia :
1.      Perekrutan karyawan
Penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong. 
2.      Seleksi calon karyawan
Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa.
3.      Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
4.      Penilaian hasil kerja
Penilaian tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Langkah-Langkah dalam Proses Seleksi
1.      Tahap pencarian calon tenaga kerja.
Pada tahap ini diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja terkumpul cukup banyak sehingga dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak calon tenaga kerja, makin banyak kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan perusahaan. Pencarian calon tenaga kerja dilakukan melalui :
a)      Iklan
b)      Pendekatan langsung ke sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan.
c)      Para tenaga kerjanya sendiri yang mengajukan kenalan atau anggota keluarganya yang dapat mereka jamin ‘kebaikan’ pekerjaan mereka.
d)     Pencari kerja melamar sendiri ke perusahaan-perusahaan.

2.      Tahap seleksi calon tenaga kerja
Proses seleksi calon tenaga kerja diperusahaan di Indonesia bervariasi. Namun secara garis besar seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a)      Seleksi surat-surat lamaran
b)      Wawancara awal.
c)      Ujian, psikotes, wawancara. Tahap ini dapat dibagi dalam 3 subtahap yaitu (a) ujian: calon mendapat ujian tertulis tentang pengetahuan dan keterampilannya dengan pekerjaan yang dilamar. (b) psikotes: calon dievaluasi secara psikologi, yang meliputi pemberian tes psikologi secara kelompok atau klasikal dan secara perorangan dan wawancara. (c) wawancara: calon diwawancarai oleh pemimpin unit kerja yang memerlukan tenaganya. d)     Penilaian akhir. Pada tahap ini hasil-hasil dari tahap sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk sampai diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima atau ditolak.  e)  Pemberitahuan dan wawancara akhir. Hasil penilaian pada tahap 4 diberitahukan kepada para calon. Wawancara akhir dilakukan pada calon yang diterima, kemudian diterangkan tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang SDM, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya, ia dapat diterima pada perusahaan.
f)       Penerimaan. Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat surat keputusan diterima kerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan kerja. Ada kalanya tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.




Jumat, 12 Juni 2015

Tentang Dosen Softskill Pengetahuan Lingkungan

Belajar di universitas gunadarma selalu mendapatkan materi pengembangan diri atau softskill. Sebagai contoh di semester 6 terdapat mata kuliah softskill yaitu pengetahuan lingkungan. Pengetahuan lingkungan berisikan materi tentang respon atau analisa kita terhadap lingkungan. Untuk mata kuliah ini saya diajar oleh dosen gunadarma yaitu yuyun yuniar. Beliau adalah lulusan gunadarma juga dan tercatat pernah menjadi assisten lab teknik industri dasar. Beliau telah mengajar diberbagai mata kuliah di jurusan teknik industri seperti analisis keputusan dll, kebetulan untuk semester ini beliau mengajar pengetahuan lingkungan. Kesan yang diberikan pada saat mengajar adalah beliau orangnya asik, santai dan materi yang disampaikan dapat mudah dipahami. Dalam memberikan penilaian pun beliau adalah seorang yang objektif oleh karena itu saya berharap di mata kuliah ini beliau dapat memberikan penilaian yang sesuai dengan harapan saya. Mungkin itu saja yang dapat saya ceritakan sepintas mata kuliah dan dosen pengajar dari mata kuliah softskill pengetahuan lingkungan. Mohon maaf jika ada sesuatu hal dari perkataan yang kurang dari penulisan saya. Terima kasih Wasalamuallaikum!!!

Kamis, 30 April 2015

Langkah Penerapan dari ISO 14001

Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85 industri yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah memperoleh sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem. Sertifikasi atas ISO 14001 mempunyai arti bahwa sistem manajemen lingkungan dari perusahaan diakses, dinilai atau dievaluasi, dan hasilnya telah memenuhi persayaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar SML ISO 14001. Terdapat tiga jenis sertifikasi, yaitu :
- Sertifikasi jenis I atau sertifikasi pihak ketiga
- Sertifikasi jenis II atau pernyataan diri 75
- Sertifikasi jenis III atau sertifikasi pihak kedua
Bila sertifikasi dilakukan oleh perusahaan atau lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan yang tidak berpihak atau yang disebut sebagai pihak ketiga yang diakreditasi oleh badan akreditasi nasional, audit yang akan dilakukan untuk semua komponen ISO 14000 mempunyai bobot yang paling besar. Sertifikasi pihak kedua terjadi apabila melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini audit dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk atau jasa pemasok. Sertifikasi diri atau sertifikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri memunyai bobot yang paling kecil; namun hal ini masih lebih bagus daripada tidak ada sertifikasi. Tidak peduli proses sertifikasi mana yang akan diambil, paling sedikit ada langkah yang benar.
Umumnya perusahaan memilih menggunakan pihak ketiga, dan dalam proses
sertifikasi langkah-langkah yang harus diambil adalah :
1. Perusahaan mempersiapkan diri untuk menerapkan SML yang diperlukan, yang mencakup antara lain tentang aspek, dampak, kebijakan, tujuan, sasaran dan program manajemen leingkungan, dan penerapan SML secara konsisten di perusahaan sesuai dengan dokumentasi SML yang telah dibuatnya.
2. Perusahaan mempersiapkan dokumen
3. Perusahaan memilih lembaga sertifikasi SML dan mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikasi
4. Lembaga sertifikasi melaksanakan penilaian awal yang diikuti audit/assesmen menyeluruh pada perusahaan
5. Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001
6. Adanya surveilans oleh lembaga sertifkasi untuk melihat bagaimana perusahaan mempertahankan SML-nya.
Dalam sertifikasi ISO 14001, ada dua hal yang perlu dicatat:
1. Sertifikasi yang dilaksanakan harus berdasarkan masing-masing lokasi
pabrik.
2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga
tahun. Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga
yang melakukan sertifikasi.
Dalam audit, hal yang sering ditemukan sebagai ketidaksesuaian sehingga belum
dapat diberikannya sertifikasi adalah :
a. Kurangnya komitmen, manajemen kurang memperhatikan kebijakannya

b. kurangnya bukti yang menguatkan bahwa SML menghasilkan tindakan menuju perlindungan lingkungan.

10 Contoh Perusahaan Yang Menerapkan ISO 14001

NO
Perusahaan
Alamat
Produksi
1
Matsushita gobel battery industry .
Kawasan industri gobel, jln teuku umar km 44, cikarang barat, bekasi 17520, jawa barat
battery
2
Century Batteries Indonesia, LTD
Jl. Raya Bekasi km 25, cakung, jakarta 13966
battery
3
PT. Enkei Indonesia
Bekasi International Industrial Estate Block C11 No.8 Lippo Cikarang, Bekasi 17550
Otomotif
4
PT. Komatsu Indonesia
Kawasan Industri MM 2100, Jl. Jawa Raya Blok JJ IV-2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat 17530
Alat berat
5
PT. Astra Honda Motor
Jl. Raya Kalimantan Blok A1 Kawasan MM2011
Cikarang Barat, Bekasi

Sparepart
6
PT. Yamaha Motor Manufacturing
JL. Permata Raya I, Karawang International Industrial City Lot BB-1, Karawang, Jawa Barat 41361
Sparepart
7
PT. Asahi best base indonesia
MM2100 Industrial Town, Blok C-2, Cikarang Barat Bekasi 17520
Cable, Steel
8
PT. LG Electronic Indonesia
Desa Cikarah, kec, legok, kab. Tangerang, banten
Elektronik/ mesin
9
PT. Pupuk Kujang
Jl ahmad yani no 39, cikampek
fertilizer
10
PT. Martina Berto
Jl. Pulo kambing II no.11 kawasan industri pulogadung, jakarta timur
kosmetik

ISO 14001

Secara garis besar ISO 14001 dapat dikelompokan menjadi 5 tahap yaitu, kebijakan lingkungan, perencanaan, implementasi, pemeriksaan, dan tidakan pencegahan, kajian manajemen yang pelaksanaanya mengikuti siklus seperti digambarkan pada model ISO 14001.
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System (EMS) merupakan dasar dari konsep 14000, yaitu suatu sistem untuk mencapai pengelolaan lingkungan yang baik. Konsep EMS berkembang dari British Standard, BS 7750, yang dikembangkan oleh British Standards Institution pada tahun 1992. 73 Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan yang ada, maka pembahasan tentang EMS akan mengacu kepada skema EMS yang digambarkan oleh ISO seri 14000.
Adapun prinsip-prinsip dan elemen-elemen dalam menyusun suatu sistem
manajemen lingkungan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Commitment and Policy
- Planning
- Implementation
- Measurement and evaluation
- Review and Improvement
ISO 14000 menyebutkan bahwa pelaksanaan prinsip tersebut dalam menyusun suatu EMS harus ditempuh dengan membuat dan menset langkah langkah melalui elemen sebagai berikut:
1. COMMITMENT AND POLICY
- Top Management Commitment and Leadership
- Initial Environmental Review
- Environmental Policy
2. PLANNING
- Identification of Environmental Aspects and Evaluation of Associated
Environmental Impacts
- Legal Requirements
- Internal Performance Criteria
- Environmental Objectives and Targets
- Environmental Management Program
3. IMPLEMENTATION
- Ensure Capability
- Resource-Human, Physical, and Financial
- Environmental Management System Alignment and Integration
- Accountability and Responsibility
- Environmental Awareness and Motivation
- Knowledge, Skill and Training
- Support Action
- Communication and Reporting
- Environmental Management System Documentation
- Operational Control
- Emergency Preparedness and Response
4. MEASUREMENT AND EVALUATION
- Measure and Monitoring (Ongoing Performance)
- Corrective and Preventive Action
- Environmental Management System Records and Information Management
- Audit of the EMS
5. REVIEW AND IMPROVEMENT
- Review of EMS
- Continual Improvement
Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14000 adalah bagian dari keseluruihan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan, pertanggungjawaban, praktek, tatalaksana, proses dan sumberdaya untuk pengembangan, penerapan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan (Sistem Pengelolaan Kualitas Lingkungan) menurut Undang undang No 23/1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Berdasarkan pengalaman dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan selama ini, dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem pengelolaan lingkungan yang memberikan sarana lebih terstruktur bagi manajemen organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungannya. Sistem manajemen lingkungan meliputi segenap aspek fungsional manajemen untuk mengembangkan, mencapai, dan menjaga kebijakan dan tujuan organisasi dalam isu-isu lingkungan hidup. Sistem Manajemen Lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukan performansi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan peningkatan kinerja lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari Pemerintah. Dalam penerapannya, pengelolaan kualitas lingkungan harus mengacu pada suatu acuan yang dapat diterima secara nasional maupun nasional. Agar dapat diimplementasikan secara efektif, sistem ini harus mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut :
Kebijakan Lingkungan : pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen
lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya
Perencanaan : mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan
peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan
program pengelolaan lingkungan.
Implementasi : mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
training komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.
Perbaikan reguler dan tindakan perbaikan : mencakup pemantauan, pengukuran,
dan audit.
Kajian Manajemen : kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem untuk
mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.
Setiap organisasi, tanpa batasan bidang kegiatan, jenis kegiatan, dan status
organisasi, dapat mengimplementasikan Sistem Manajemen Lingkungan tersebut
untuk mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik secara sistematis. Implementasi
tersebut bersifat sukarela dan berperan sebagai alat manajemen untuk mengelola
organisasi masing-masing.

MANFAAT PENERAPAN ISO 14001
Manfaat yang didapatkan suatu perusahaan dengan diterapkannya ISO 14001
adalah:
1. Perlindungan Lingkungan
SML 14001 memungkinkan manusia dan lingkungan hidup tetap eksis dengan kondisi yang baik
2. Manajemen Lingkungan yang lebih baik
Standar SML 14001 memberikan perusahaan kerangka menuju manajemen lingkungan yang lebih konsisten dan diandalkan.
3. Mempertinggi daya saing
Mempertinggi peluang untuk berusaha dan bersaing dalam pasar bebas dalam era globalisasi.
4. Menjamin ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
SML ISO 14001 menjamin perusahaan yang memilikinya memenuhi perundang undangan yang berlaku karena ada dokumen yang tertulis.
5. Penerapan sistem menajemen yang efektif
Standar ISO 14001 menanggung berbagai teknik manajemen yang baik, yang meliputi manajemen personel, akuntasi, pengendalian pemasok, pengendalian dokumen, dan lain-lain yang diperlukan
6. Pengurangan Biaya
Selain mempermudah jalan untuk memenuhi persyaratan konsumen tanpa harus repot memenuhinya kembali, juga dapat mengurangi pemakaian bahan kimia maupun limbah dan B3 yang harus diproses kembali. Seperti juga pada prinsip penerapan sistem mutu ISO 9000. yaitu lakukanlah secara benar dan baik pada kesempatan pertama.
7. Hubungan Masyarakat yang lebih baik
Sebagian terbesar prosedur yang ada pada ISO 14001 mensyaratkan tindakan yang proaktif. Setiap tindakan proaktif terhadap lingkungan ini akan meningkatkan citra perusahaan dalam hal lingkungan terhadap masyarakat.
8. Kepercayaan dan kepuasan langganan yang lebih baik
Terkait dengan hubungan mayarakat yang lebih baik adalah kepercayaan dan kepuasan langganan. Bila perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 14001, pelanggan akan lebih merasa aman karena adanya perlindungan lingkungan.